Beladiri adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi bahaya. Ada
beberapa macam kondisi bahaya misalnya perkelahian, aksi kejahatan,
kecelakaan, ataupun serangan binatang buas. Beladiri mengajari kita
supaya tidak terluka saat kondisi yang memungkinkan kita terluka atau
celaka. Namun utamanya dalam menghadapi bahaya dari sesama manusia, kita
harus mengenali bahwa ada tujuh macam lawan yang berbeda dalam kondisi
bahaya. Karenanya, prinsip kebaikan bersama, kebijaksanaan, dan cinta
kasih harus pula diutamakan.
Sebelum
mengenal yang namanya “lawan”, kita harus mengerti perbedaan antara
lawan dengan “musuh”. Sebab sejatinya musuh itu tidak ada. Siapapun yang
‘berlawanan’ dengan kita disebut lawan, tapi musuh itu hanyalah ilusi
saja. Musuh bukanlah orang yang jahat, bukan orang yang menyakiti, bukan
juga orang yang berbeda dengan kita. Nyatanya kitalah yang menciptakan
musuh itu sendiri dalam pikiran kita, menentukan apakah seseorang mau
dimusuhi atau tidak. Untuk bisa membela diri dengan baik, pikiran harus
bersih dari kata “musuh” dan ganti dengan “lawan”.
Berikut ini penjelasan maupun tips menghadapi tujuh macam lawan yang berbeda:
1. Orang Iseng
Orang
iseng artinya coba-coba, menjajal kemampuan kita atau mungkin sedang
bad mood lalu pengen melampiaskan kegalauannya dengan menyakiti kita.
Jika orang ini iseng karena dia pengen menjajaki diri kita, maka kita
boleh “bermain-main” dengannya. Tapi jika keisengannya itu karena
kondisi jiwa yang berkobar, kalahkan dia secepat mungkin dengan teknik
kuncian atau serangan kejut (shocking strike) untuk membuatnya hormat
atau setidaknya menghentikan niatnya berkelahi. Sekedar tamparan di pipi
kadang efektif untuk menunjukkan bahwa kita tidak main-main.
2. Orang Marah
Orang
marah bisa karena memang kita yang salah atau karena salah paham. Bila
kita tersangkut masalah juga bisa dianggap salah paham. Intinya,
hentikan serangannya dengan teknik kuncian sehingga kita ada kesempatan
untuk bicara dan menenangkan kondisi. Jika tidak bisa, bikin saja
pingsan lalu kita tolong agar ada kesempatan ngomong. Tapi jika orangnya
memilih untuk dendam dan memusuhi kita, kita cukup menghentikan
serangannya, membuat dia (dan orang lainnya) melihat bahwa kita punya
niat baik, sekaligus punya kekuatan. Biarkan dia pergi untuk menenangkan
diri.
3. Orang Gila
Orang
gila mengamuk tanpa kejelasan, gerakannya ngawur, bertenaga, tapi tak
terarah. Berdasarkan situasinya jika memang membahayakan, akhiri
perlawanan secepat mungkin atau tinggal lari saja. Ingat, jangan
menyakiti dengan menyerang titik vital apalagi yang bisa membunuh.
Gunakan saja teknik bertahan atau teknik melumpuhkan.
4. Orang Mabuk
Pada
dasarnya ada tiga type aksi beladiri, yaitu menghentikan, melumpuhkan,
dan menghancurkan. Untuk orang mabuk, lawan bisa menjadi gabungan dari
orang marah, orang gila, dan kadang orang jahat juga. karena itu kita
harus jeli mengamati perkelahian yang akan terjadi itu karena orang
mabuk yang marah atau memang punya niat berbuat jahat seperti ngompas
atau memperkosa. Kalau dia hanya marah, lumpuhkan saja dengan teknik
kuncian (orang mabuk sukar dibuat pingsan), lalu taruh di tempat yang
kira-kira menahannya dalam waktu agak lama. Syukur bisa sampai dia sadar
atau minimal sekedar kita melarikan diri darinya.
5. Orang Jahat
Orang
jahat pun ada beberapa macam, minimalnya jahat ringan, dan jahat
sekaligus fatal. Penjambret, penodong di jalanan, termasuk jahat ringan,
kita bisa saja memberikan apa yang dia mau (uang, makanan) agar dia
melepaskan kita. Tapi jika sudah diberi masih mau lebih atau memang
kurangajar (pengen mencium,dst), lumpuhkan secepat mungkin. Jangan lupa
segera pergi dari sana sebelum kawan-kawannya datang.
Penjahat fatal
misalnya teroris, penculik, penyandera dalam perampokan, dan
semacamnya. Mereka berkesempatan membunuh kita dan sepertinya tidak ragu
untuk itu. Jika terjebak dalam situasi ini, lihat dulu kondisi. Kalau
cuma satu orang kita boleh menggunakan teknik mematikan untuk
melumpuhkan bahkan menghancurkan. Tapi kalau banyak orang yang tak bisa
kita kalahkan sendiri, tunggu saat yang tepat untuk menyerang lalu lari.
6. Orang Nekad
Orang
nekad sebenarnya bukan pemberani, tapi menjadi berani karena suatu
alasan. Kembalikan rasa takutnya dengan menghentikan serangannya. Ancam
balik, dan jika masih nekad lumpuhkan lalu teruskan dengan intimidasi
untuk membuatnya jera. Namun jika situasinya bisa berubah sewaktu-waktu,
persingkat semuanya sebelum ada banyak yang ikut campur.
7. Orang Banyak dan kurang ajar (beraninya keroyokan)
Kadang
ada orang yang dendam pada kita lalu mau mengeroyok. Atau, kita
terjebak di situasi dimana satu kumpulan mengancam kita karena hal kecil
seperti misalnya kita dianggap tidak sopan. Jika bicara/ diplomasi
sudah tidak berfungsi, maka yang pertama dihajar adalah yang terkuat di
situ. Namun jika terlanjur dikepung, hajar mulai dari yang dibelakang
kita atau dari sisi yang tidak diduga. Pengalaman menghadapi pengepungan
juga akan menentukan strategi yang akan kita gunakan. Yang jelas,
selesaikan masalah secepat mungkin, jangan terjebak untuk meladeni
permainan mereka. Lumpuhkan yang terkuat dan intimidasi yang lain, atau
setidaknya lumpuhkan sebagian dari mereka.
Begitulah beberapa
tips tentang kondisi darurat perkelahian. Tapi selain itu ada prinsip
dasar yang kita semua harus amalkan yaitu:
1. Ketenangan daripada keberingasan
2. Terhormat daripada menakutkan
3. Ngalah, ngalih, ngamuk (mengalah, menghindar, baru mengamuk)
4. Hindari masalah, atau selesaikan secepat mungkin.